728x90 AdSpace

  • Alfalah News

    Thursday, October 29, 2015

    Inilah hakikat orang yang mengejar dunia




    Imam al-Haddad radhiyallâhu ta’âlâ ‘anhu wa ardhâh berkata dalam syairnya:

    Bercucuran di mataku dengan linangan air mata | Bagaimana mungkin aku tidak menangis karena aku ini kehilangan banyak yang berharga.

    Aku menangisi karena umurku yang berlalu dan sudah dekat ajalku | Dengan hanya sekedar cita-cita yang menipu, semu dan dengan amal-amal yang tidak berharga.
    Apabila kita ini merenungi kutipan syair Imam Haddad di atas dengan hati yang betul-betul kosong, dengan hati yang sunyi dari cinta dunia. 

    Maka akan membuat diri kita ini meremehkan jika melihat soal dunia, sebab jika kita mau menghayati syair tersebut lebih dalam lagi dan mau memikirkannya, kita akan segera mengetahui apa itu hakikat dunia yang sebenarnya.

    Perhatikanlah Dzahirnya dunia itu memang manis, hijau. Kalau kita rasakan nikmat, kalau kita pandang tertarik (seperti pemandangan hijau yang menarik). Akan tetapi, hakekatnya (batinnya dunia) itu seperti bangkai yang paling menjijikan. Kalau seandainya bangkai tadi itu dibuat makanan yang nikmat. Apakah kita itu merasa jijik atau berubah memakan dengan nikmat? Sate tikus, apakah kita mau makan? Pindang tekek, apa juga kita mau makan? Es comberan misalnya, apa juga mau diminun? Sekalipun lezat, tetapi hakikatnya itu menjijikan.

    Kita akan membuat perumpamaan yang lain. Seandainya kita ini menjadi seperti lebah, tidak mau mengambil selain sari bunga. Maka hasilnya adalah madu?! Namun, kalau kita ini maunya menjadi seperti laler atau kecoa yang sukanya menikmati kotoran-kotoran, bahkan kotoran manusia. Maka yang keluar adalah penyakit.  Oleh karenanya, janganlah diri kita ini memiliki mental seperti mentalnya kecoa.  Orang-orang yang bijak seperti Imam Haddad, kalau melihat dunia ini seperti bangkai?! Tetapi, kalau diri kita melihat dunia ini seperti kecoa, ini nikmat, Seperti laler, ini lezat,  Subhanallah betapa tertipunya diri kita ini.
    Pernah diceritakan bahwa dunia ini merayu-rayu Imam Haddad. Seperti perempuan yang merayu-rayu untuk mengajak bermain serong. Maka Imam Haddad mengatakan, "Tanahai, tanahai laa salaaman wa laa ridhaa' ( Hei minggir, minggir tidak ada salam, tidak ada ridha) Itulah yang dikatakan Imam Haddad, beliau dan para Arifiin lainnya mengetahui hakikat akan dunia, karenanya mereka itu merasa jijik dengan urusan dunia, lantas bagaimana dengan kita. Wallahu A'lam.
    semoga ada manfaatnya
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Inilah hakikat orang yang mengejar dunia Rating: 5 Reviewed By: Krueng
    Scroll to Top