728x90 AdSpace

  • Alfalah News

    Sunday, January 10, 2016

    Delapan Status Seseorang Saat Menjadi Imam



    Ada 8 (delapan) Status seseorang saat menjadi Imam, yaitu :

    Pertama : Seseorang yang tidak sah menjadi imam dalam kondisi apapun, mereka adalah:

    • Orang kafir walaupun zindiq (orang kafir yang pura-pura muslim)
    • Orang gila
    • Orang pitam
    • Anak kecil yang belum mumayyiz (anak-anak yang belum mengerti apapun)
    • Orang sedang mabuk
    • Makmum (sedang mengikuti orang lain)
    • Orang yang diragukan keadaannya makmum atau bukan.
    • Ummi baik alsaq (orang yang menggantikan satu huruf dengan huruf lain) atau orang yang meng-idghamkan pada bukan tempat idgham, jika masih mungkin untuk belajar.
    • Orang yang menciderai makna al-Fatihah jika masih mungkin untuk belajar.

    Kedua : Seseorang tidak sah menjadi Imam jika diketahui keadaanya :

    • Orang yang berhadas kecil atau besar.
    • Orang yang bernajis yang khafi (tidak terlihat atau Hukmiyah) yang tidak dimaafkan.


    Ketiga : Seseorang yang sah menjadi imam bagi orang yang dibawah derajatnya:

    • Khunsa : Sah/boleh menjadi imam bagi perempuan, tidak sah bagi laki-laki atau bagi sesama Khunsa yang tidak wadheh.


    Keempat : Seseorang yang sah menjadi imam bagi yang sederajat dengannya :

    • Perempuan : Sah menjadi imam bagi perempuan dan tidak sah bagi laki-laki dan Khunsa.
    • Ummi, seperti arat (orang yang meng-idghamkan pada bukan tempat idgam), alsag (orang yang menggantikan satu huruf dengan huruf lain) maka sah menjadi imam bagi sesamanya.
    • Orang yang menciderai makna Al-Fatihah jika lemah dari pada belajar maka sah menjadi imam dengan sesamanya.

    Kelima : Seseorang terkadang sah menjadi imam pada satu shalat dan tidak sah pada shalat yang lain. seperti:

    • Orang musafir, ,hamba sahaya, mub’az(setengah hamba), anak-anak,orang yang terkena najis khafi (tidak terlihat atau Hukmiyah) dan tidak diketahuikan keadaanya. Sah menjadi imam jum’at jika sempurna bilangan jumat (40) bukan dengan mereka, dan tidak sah menjadi Imam jika sempurna bilangan jumat dengan mereka.

    Keenam. Seseorang yang makruh menjadi imam yaitu :

    • Orang fasik
    • Orang yang melakukan Bid’ah dan tidak menyebabkan kufur, seperti Mu’tazilah yang beritikad Kalamullah makhluk, Jahimi pengikut Jahmi bin Safwan yang meyakini  tidak ada  Qudrah bagi hamba sedekitpun, Murjia’ yang meyakini bahwa hanya  Allahlah yang berhak menghukum, tidak boleh bagi manusia memberi hukuman bagi hamba, Rafizi Orang yang meyakini bahwa Ali ra yang berhak menjadi khalifah setelah Rasullullah saw wafat.
    • Adapun orang yang melakukan Bid'ah yang menyebabkan kufur seperti Mujasimah yang mengatakan Allah bertubuh seperti manusia atau yang mengingkari tentang Baharu-nya alam tidak  sah menjadi imam dalam keadaan apapun.


    Ketujuh : Seseoarang yang menjadi imam hukumnya khilaf aula (tidak baik)

    • Anak zina , anak yang dili’ankan (sumpah yang dilakukan oleh suami karena menuduh istrinya berzina dan mengatakan anak tersebut hasil zina)
    • Hamba sahaya
    • Mub’az (setengah hamba)

    Kedelapan : Seseorang yang didahulukan untuk menjadi Imam, yaitu orang yang sempurna dari  kekurangan yang disebutkan diatas, Adapun urutannya adalah :

    • Didahulukan yang lebih alim fiqh, jika kedudukannya sama.
    • Kemudian yang lebih banyak hafal Al-Quran,
    • Kemudian yang lebih War’a (memelihara diri dari syubhat dan haram)
    • Kemudian yang lebih dulu berhijrah dari negeri kafir ke negeri islam
    • Kemudian yang lebih tua umurnya dalam Islam
    • Kemudian yang lebih mulia keturunan seperti kaum Qurasy.
    • Kemudian yang baik riwayat hidup
    • Kemudian yang lebih bersih pakaian
    • Kemudian yang lebih merdu suara
    • Kemudian yang lebih sehat badan
    • Kemudian yang lebih tampan mukanya
    • Kemudian yang lebih cantik istrinya 

    Urutan Imam yang telah kami sebutkan di atas berlaku jika tidak ada imam yang telah ditentukan atau pemilik tempat,namun jika ada imam yang telah ditentukan maka didahulukan imam tersebut atau pemilik tempa. Wallahua'lam.

    Referensi : Kitab Tahrir hal 236-244.
    Sumber : lbm.mudimesra.com 
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Delapan Status Seseorang Saat Menjadi Imam Rating: 5 Reviewed By: DarulFalah
    Scroll to Top